Terminal 3 - "Menawarkan Modernisasi Lewat Langit Nusantara"

Ada ironi yang tak bisa dihindarkan ketika kebanyakan para pelancong dalam maupun luar negeri mulai membandingkan langkah pertamanya ketika sampai di Bandara Soekarno-Hatta, sebut saja Bandara Changi di Singapura atau Suvarnabhumi di Thailand yang selalu menjadi buah bibir akan sejumlah tekhnologi terkini hingga keistimewaan lainnya. FAKTANYA ! Angkasa Pura II seperti serius akan hal ini dan siap bersaing dalam hal Pengakuan dan "Kesan Pertama" sebagai Gerbang Pariwisata.


   Pembicaraan mengenai hadirnya keluarga baru Bandara Soekarno-Hatta nampaknya semakin ramai, mundurnya waktu pengoperasian Terminal 3 yang didaulat sebagai Terminal paling "Modern" ini menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat bertanya-tanya akan "apa saja" keunggulan dari Terminal baru ini. Sejumlah teknologi terkini dihadirkan guna menjawab berbagai kabar yang beredar ditelinga masyarakat sekaligus meningkatkan rasa nyaman dan aman bagi para penumpang pesawat, diantaranya Airport Security System (ASS) yang bekerja layaknya "intelijen", dengan teknologi ini CCTV dapat mendeteksi wajah penumpang pesawat atau pengunjung bandara yang masuk dalam daftar hitam pihak berwajib. Selain sebuah sistem pengenal wajah, Terminal 3 juga dilengkapi oleh BHS Level 5 yang dapat mendeteksi bahan peledak atau bom dan langsung menindaklanjutinya dengan memasukan barang yang terdeteksi ke bom blanket secara otomatis.

Seiring dengan perjalanan waktu, modernisasi saat ini juga didampingi dengan upaya pemerintah dalam program "ramah lingkungan", untuk itu Terminal 3 juga menggunakan Fully IBMS atau Intelligence Building Management System yang mengatur proses pengeluaran air dan penggunaan listrik sesuai konsep eco green. Rain Water System juga dihadirkan oleh pihak Angkasa Pura II sebagai solusi kreatif dalam pemanfaatan air hujan menjadi air bersih pada Terminal 3 ini. Tidak hanya itu, air toilet nantinya juga dapat digunakan kembali sebagai air toilet yang baru dengan teknologi Recyle Water System, bahkan sistem penerangan Terminal baru ini juga menggunakan teknologi yang mampu mengatur intensitas terang dan redupnya secara otomatis sesuai kondisi cuaca.

Luas dan Abu-abu, itulah kesan pertama yang kerap saya lontarkan saat memasuki drop zone Terminal 3 ini, dengan 422.804,40 m2 total keseluruhan bangunan dan panjang 2,4 KM, Terminal ini dipastikan sebagai Terminal Bandara Soetta "Terbesar" yang nantinya akan melayani perjalanan Internasional dan Domestik (khusus Garuda). Hampir keseluruhan bangunan didominasi dengan warna abu-abu, "hal ini dikarenakan sifat warna abu-abu yang netral dan perawatan yang cukup mudah dilakukan" ujat Pak Hairul yang memandu perjalanan saya dan blogger lainnya kala itu. Ruang tunggu dibagian bawah juga lapang dan sangat terlihat modern dengan perpaduan warna hijau dan biru, serta lengkap dengan arena bermain anak-anak yang berada dekat dengan gate domestik.


Ruang tunggu yang luas dengan dominasi warna hijau yang sangat indah dan cerah jika terkena sinar matahari.

   Kesan modern memang jelas terlihat dari design dan dominasi warna pada Terminal 3 ini, TAPI faktanya filosofi dalam projek ini sangat Indonesia, "NUSANTARA" dipilih sebagai dasar yang mewakili karya anak bangsa dimata global. Filosofi ini memang tidak terlihat jelas jika kita menginjakan kaki didalam Terminal 3 ini, namun sangat jelas terlihat ketika kita berada di langit dan menatap bentuk keseluruhan atap bangunan yang membentuk gelombang seperti "Arus", dibaratkan Terminal 3 ini seperti arus laut yang menyatukan negara kepulauan menjadi satu kesatuan yaitu Indonesia. 

LANGIT NUSANTARA sepertinya belum cukup menjadi pembuktian keindahan Indonesia dimata global, Angkasa Pura II juga memastikan adanya keterlibatan para seniman lokal yang akan memberikan "sesaji" khas Tanah Air di ruang publik ini. Sajian awal yang ditawarkan adalah Karya Seni Penjor yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dan kemakmuran, selain itu ada juga Karya Seni "Seulawah", yakni replika pesawat 45 yang memiliki corak khas Indonesia dan Patung Garuda setinggi 18 meter karyaseniman I Nyoman Nuarta yang akan menemani koleksi Bandara sebelumnya yaitu Patung Soekarno-Hatta.

Budaya sangat terlihat dibeberapa sudut Terminal 3, contohnya pada gambar ini bentuk atap yang menyerupai rumah adat Toraja (Tongkonan)

Peluang ruang kreatif para seniman dalam negeri tidak hanya kita saksikan sekilas saat datang dan pergi keluar Bandara, pasalnya Terminal 3 ini juga akan memiliki "mini galeri" yang akan menampilkan wajah-wajah Indonesia serta karya lainnya yang tersebar diberbagai sudut bangunan. Seniman yang terlibat diantaranaya Nus Salomo dengan karyanya "Aviator", yang memainkan beberapa komponen seperti awan, mesin, kaki dan sayap yang terbuat dari fiberglass, alluminium dan semi translucent resin. Angki Purbando juga turut ambil alih dalam "pameran" ini, komponen LED, rangka dan selubung karya menjadi pilihannya untuk karya yang ia beri nama "Atas Nama Daun". Seniman yang saat ini sedang kita ingat karena kehadirannya pada film AADC 2 Eko Nugroho juga menyumbangkan karyanya yang diberi judul "Rainbow Landscape", dengan 2 pola Eko menggunakan lembaran alumunium dan duco paint sebagai medianya. 

Berpindah kelantai selanjutnya, Eddi Prabandono dengan karyanya "Traveller" juga akan meramaikan tampilan seni pada Terminal 3 ini, selain mereka berempat juga ada Pintor sirait, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Galam Zulfikri, Nasirun, Indiegurillas serta Tromarama yang dipastikan akan terlibat pada pemberian warna Nusantara di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarni-Hatta ini.

Galeri mini, menampilan foto Dian Sastro, Kaka Slank hingga Pak Jokowi


Beberapa tampilan karya seni berbentuk lukisan yang siap menyapa kita ketika menunggu di ruang tunggu Terminal 3

Bagi saya, pencapaian rampungnya Terminal 3 ini merupakan sebuah kebanggaan, tidak hanya menampilkan sebuah arsitektur yang sebagian besar dikerjakan oleh arsitek dalam negeri, Terminal 3 juga menjadi pembuktian keseriusan Indonesia dalam memberikan pelayanan dan ruang berkreasi bagi para seniman dalam negeri sehingga karya mereka mendapatkan pasar pentas di gerbang pariwisata Tanah Air.


Dan kami Blogger SIAP menyebarkan berita baik ini.... yuk cek di #T3CGK #BanggaIndoensia !!


No comments